Wednesday, July 22, 2015

Kasus Pengaturan Skor Sea Games 2015 Benar-Benar Melibatkan WNI

Singapura Bongkar Kasus Pengaturan Skor Sea Games 2015, Bagaimana dengan Indonesia?

Singapura Membongkar Pengaturan Skor Sea Games 2015. Bagaimana Dengan Indonesia?
Quote:
Spoiler for :


Quote:Alhamdulillah dalam beberapa hari banyak dapet HT. Dan hari ini terpilih kembali jadi HT #6. Terimakasih Mimin, Momod, Kaskuser seluruh Indonesia yang sudi meluangkan waktunya buat baca, komeng, share, nimpukin abu gosok dan cendol.


Quote:

Singapura Lebih Berani Bertindak



Kasus pengaturan skor pertandingan sepakbola Sea Games 2015 Singapura ternyata bukan isapan jempol belaka. Biro Investigasi Tindak Korupsi Singapura (CPIB) menyatakan telah menangkap 3 orang pelaku pengaturan skor 1 diantaranya Warga Negara Indonesia (WNI). Tiga orang tersebut adalah manajer tim nasional Timur Leste, Orlando Marques Henriques Mendes, Warga Negara Indonesia (WNI) Nasiruddin atau Nasruddin ?? dan Warga Negara Singapura (WNS), Rajendran. Nasruddin sendiri terpaksa harus mendekam di penjara selama 30 bulan.

Mereka bertiga ditangkap setelah diduga ikut mengatur skor pertandingan antara Malaysia melawan Timor Leste. Diberitakan bahwa Nasruddin terlibat dalam 2 kasus. Pertama karena menyuap Henriques sebesar 15 ribu dolar AS pada 28 Mei 2015 (dua hari sebelum Timor Leste melawan Malaysia). Kedua, Nasruddin juga ikut menyuap pemain Timnas Timor Leste sebelum pertandingan.

Hasil pertandingan itu sendiri berakhir dengan skor 1-0 untuk kemenangan Malaysia. Namun kedua tim gagal menuju babak semifinal karena kalah bersaing dengan Thailand dan Vietnam.

"Singapura mengadopsi zero-tolerance terhadap korupsi, dan apapun bentuknya pengaturan skor tidak direstui di Singapura, CPIB tidak akan ragu mengambil tindakan kepada siapapun yang terlibat kegiatan pengaturan skor ini." " Demikian sumber dari CPIB.

Kita salut dengan kegesitan penegak hukum di Singapura atas kasus yang mencoreng sportivitas di dunia olahraga dan sepakbola pada khususnya. Kasus pengaturan skor sepakbola Sea Games 2015 ini memang sudah terdengar sejak awal penyelenggaraan Sea Games. Bahkan timnas Indonesia sendiri disinyalir terlibat dalam kasus memalukan ini ketika mengalami kekalahan telak di semifinal dan pada perebutan medali perunggu. Rekaman yang disebut sebut hasil penyadapan dengan bandar judi sudah tersebar luas. Banyak pecinta bola tanah air yang sudah mendengar sendiri rekaman tersebut.

Namun sampai saat ini kelanjutan kasus tersebut masih menjadi tanda tanya. Siapa sang bandar, siapa para petaruh dan suara siapa saja yang terekam sampai saat ini belum diketahui. Yang menonjol malah kontroversi salah satunya akibat dari pernyataan seorang mantan Menpora bahwa rekaman dibuat di kantor Kemenpora. Belum lagi tuduhan yang dilontarkan kepada jajaran timnas sepakbola Sea Games 2015. Saat ini bukan lagi waktunya untuk menuduh si anu mafia, si itu bandar, yang sana merekayasa rekaman dan lain sebagainya yang jauh dari substansi masalah. Singapura sudah memberikan pelajaran kepada bangsa Indonesia bagaimana upaya memberantas mafia judi dan mafia suap. Singapura belum bisa dikatakan berhasil memberantas judi sepakbola, namun paling tidak upaya mereka sudah menunjukkan hasil. Bagaimana dengan Indonesia? Apakah masih sibuk dengan tuduhan tanpa bukti? Apakah masih meributkan hal-hal yang kurang penting?

Quote:

Mengenal Sosok Nasirudin


Gelaran Sea Games 2015 Singapura memang sudah selesai 1,5 bulan yang lalu, namun cerita kurang sedap dari cabor sepakbola terkait match fixing alias pengaturan skor kala Malaysia menang 1-0 atas Timor Leste yang melibatkan salah satunya adalag WNI yakni Nasirudin tetap berjalan dan terus dilanjutkan oleh pihak berwajib Singapura.

Jika melihat rekam jejaknya maka kasus yang menimpa Nasirudin yang juga eks wasit di kompetisi sepakbola Indonesia adalah bukan kali pertama alias pernah tertimpa kasus yang sama sebelumnya. Sebagaimana yang dilansir Channel News Asia (21/7) kemarin, Nasirudin adalah sosok yang akrab dengan sepakbola di negeri ini.

Nasiruddin tercatat terlibat dalam kasus yang sama dan dalam ajang yang sama. Ketika itu, ia bersama 10 orang wasit Indonesia lainnya terbukti terlibat match fixing dalam ajang SEA Games 1997. Kasus tersebut juga menyeret nama Djafar Umar yang saat itu menjabat sebagai Ketua Komisi Wasit PSSI. (sumber : sindonews.com)

Akibatnya Nasiruddin pun dijatuhi hukuman tidak boleh berkecimpung dalam sepak bola Indonesia selama 10 tahun. Namun apa daya, ‘Sang Mantan Wasit' kini malah kembali terjerat kasus yang sama di negara tetangga dalam even yang sama juga yakni Sea Games 2015 pada (30/5) saat ditangkap oleh - Biro Investigasi Praktik Korupsi Singapura (CPIB).

Dalam pernyataan CPIB, Mendes yang menerima suap juga didakwa dengan tuduhan meneruskan penyuapan kepada beberapa pemain Timor Leste. Menurutnya, penangkapan ini adalah bukti Singapura tak pernah main-main dengan kasus korupsi, termasuk dalam pertandingan olah raga sekalipun.

"Singapura mengadopsi pendekatan tanpa toleransi terhadap korupsi. Dan pengaturan pertandingan dalam bentuk apapun tidak akan direstui di Singapura," kata CPIB tersebut.

"Biro Investigasi Praktik Korupsi (CPIB) tidak akan ragu mengambil tindakan terhadap pihak yang terlibat dalam kegiatan match fixing," pungkasnya.

Bicara match fixing bukan sekedar cuap cuap di media saja, perlu ketegasan dari pihak yang berkepentingan didunia sepakbola. Bukan saja Komite Disiplin PSSI, tetapi juga pihak kepolisian dan kini juga menanti langkah nyata tim transisi Kemenpora paska terkuaknya apa yang disebut mafia dalam menyelesaikan kasus tersebut.

Yang terpenting tentunya adalah isu pengaturan skor yang ditujukan kepada Evan Dimas dkk bersama Timnas U-23 kala dua kali kalah telak 0-5 kontra Thailand dan Vietnam disemifinal dan perebutan tempat ketiga. Jangan hanya teriak ada pengaturan skor namun ‘mandul’ dalam penyelesaian akhirnya.




Quote:
Spoiler for Sumber:


Spoiler for Rekomen HT:

Quote:Terimakasih buat Mimin, Momod, dan Seluruh Kaskuser.

No comments:

Post a Comment