Thursday, July 30, 2015

Anak-Anak Dirasa Memanggul Beban Tas Terlalu Berat ke Sekolah

Curhat para Ortu yang Anaknya Mesti Memanggul Beban Tas Berat ke Sekolah


Jakarta - Para orangtua banyak mengeluh tentang putra putri mereka yang mesti memanggul beban berat ke sekolah. Tas dijejali buku-buku tebal, yang membuat anak mesti bersusah payah membawa tas.

"Beban berat tas dan isinya akan membuat anak capek, kesusahan, tidak semangat, dan mudah sakit," jelas seorang pembaca Helmien dalam surat elektronik ke redaksi@detik.com, Rabu (29/7/2015).

Berikut curahan hati para Ortu tentang tas anak mereka yang berat:

*) Pengalaman yang sama terjadi pada anak saya yang baru masuk kelas 1. Yang sebelumnya juga kejadian sama kakaknya. Dengan adanya informasi seperti ini, saya berharap semua sekolahan bahkan setingkat nasional memikirkan dampak keseriusan ini.

Sama halnya ketika ini dibiarkan, secara tidak langsung beban berat tas dan isinya akan membuat anak capek, kesusahan, tidak semangat, dan mudah sakit.

Anak saya yang ke 2, masuk kelas 1 mengeluhkan dengan beban berat tas tersebut, tubuhnya yang kecil menjadi lebih kecil lagi dengan beban tas tersebut.

Saya meminta perhatian pihak sekolah dan kementerian memperhatikan ini, sebagai solusi saya meminta buku panduan dari sekolah yang tebal-tebal untuk tetap disimpan di sekolahan, sedangkan di rumah kita tetap punya copy-nya. Sehingga anak-anak tidak terbebani akan membawa buku panduan yang berat-berat.

Untuk hal ini, sekolahan harus menyediakan loker atau tempat menyimpan buku-buku tersebut.

Salam
Adi Yusuf

*) Baru saja kemarin posting tentang tas sekolah anak saya di FB. Tahu-tahu ada teman FB share artikel tentang tas sekolah anak dari detik ke saya.

Sekedar berbagi saja, semoga ada solusi.

Anak saya kelas 4 SD di SD swasta Islam. Sehari ada 5 mata pelajaran (Mapel). Tiap Mapel butuh 2 buku tulis, 1 buku paket & 1 LKS. Sehari dia bawa minimal 20 buku. Belum termasuk bekal makan dan minum plus tempat pinsil. Bisa dibayangkan beratnya tas anak saya. Ditambah anak saya mungil gitu. Punya beberapa tas model trolly, tapi hanya dipakai sekali-kali saja, alasannya "repot". Iya repot, karena kelas anak saya di lantai 2, kalau bawa tas trolly harus digeret-geret ya repot.

Di sekolah disediakan loker, tapi isinya hanya perlengkapan salat dan sandal yang memang ditinggal di SKLH. Namun buku-buku nggak mungkin ditinggal, karena walau sampai sore pulangnya, guru tetap 'mencekoki' murid dengan PR. Saya sempat protes soal ini, tapi ya gitu, tetap saja berjalan. Jadi capek sendiri.

Sungguh saya menyayangkan tidak diberlakukan lagi kurtilas. Kenapa sih guru-guru nggak setuju dengan kurtilas? Apa memang guru-guru sekarabg males? Males untuk bikin inovasi tentang cara mengajar yang menyenangkan?

Kalau sudah gini, jangan salahkan kami lebih memilih menyekolahkan anak-anak ke luar negeri.


Salam
Hermien (dra/dra)

http://m.detik.com/news/berita/29777...rat-ke-sekolah

____________________

Quote:
Ini Dampak Tas Ransel Anak SD Terlalu Berat




BERITAENAM.COM - Apakah anak Anda membawa tas sekolah model ransel dan melihatnya keberatan hingga payah membawanya di punggung? Ini kata dokter mengenai dampaknya.

Jika anak terlalu sering memikul beban yang terlalu berat akan berbahaya bagi struktur tubuhnya nanti. Anak sekolah dasar merupakan usia saat tubuhnya masih berkembang dan tumbuh. Jika terjadi sesuatu yang bisa mengganggu proses pertumbuhannya akibatnya baru akan terasa setelah si anak dewasa atau mulai memasuki usia 17 tahun ke atas.

"Pada anak kecil yang sering membawa beban yang berat ada dua faktor yang bisa mempengaruhinya, yaitu bagaimana cara membawanya dan berapa beban yang harus ditanggung anak setiap harinya," ujar Daniel A Nugroho, AMF, fisioterapis dari Klinik Eastwest Physiotherapy & Rehabilitation, saat ditemui detikcom, di kantornya, Dharmawangsa Square, Jakarta, Senin (24/8/2009) lalu.

Daniel menambahkan, untuk mengetahui apakah beban tersebut melebihi kapasitas sang anak atau tidak akan terlihat saat anak tersebut berdiri. Jika saat anak dipakaikan tas dan merubah posisi berdirinya entah itu maju atau mundur, maka beban tersebut telah melebihi kemampuan sang anak.

Meskipun saat ini banyak tas ransel yang dirancang untuk menunjang posisi tulang belakang agar tetap lurus, tapi tetap saja otot akan bekerja terlalu keras untuk menahan beban tersebut.

"Mungkin anak tidak akan mengeluh mengenai apa yang dirasakannya, namun keluhan biasanya baru akan muncul setelah anak tersebut tidak menanggung beban yang berat lagi misalnya saat sekolah menengah atas atau saat kuliah," ujarnya.

Akibat yang bisa ditimbulkan jika anak terus menerus memikul beban yang berat di pundaknya adalah bisa saja anak mengalami skoliosis yaitu tulang belakang tidak normal yang bentuknya tidak lurus melainkan melengkung ke samping, anak akan menjadi bongkok atau agak membusung saat berjalan.

Pernyataan Daniel itu ditegaskan oleh dokter spesialis ortopedi, dr H Briliantono M Soenarwo, SpOT, FICS, MD, PhD, MBA, dari Halimun Medical Centre.

"Idealnya baik anak-anak ataupun remaja beban yang dibawa oleh tubuhnya maksimal 15 sampai 20 persen dari berat badannya. Jadi tas yang pas untuk anak-anak usia SD itu tas ransel," ujar dr H Briliantono saat berbincang dan ditulis pada Kamis (13/2/2014) lalu.

Dokter yang akrab disapa dr Tony ini juga mengungkapkan bahwa panjang tas juga perlu diperhatikan. Hindari membelikan anak tas yang ukurannya tak sesuai dengan tinggi badan anak, misalnya terlalu panjang dan hampir setara dengan lututnya.

"Cukup sampai pantat saja panjangnya, supaya pertumbuhan tulang punggungnya tetap bisa lurus," pesan dr Tony. Apa efeknya jika memaksakan tetap membelikan anak tas yang panjangnya tak sesuai?

"Kalau dipaksakan bisa mengakibatkan tulang bengkok atau scoliosis dalam jangka panjang. Nah, untuk jangka pendek anak jadi nggak nyaman. Dia pasti akan sering merasa pegal atau capek," tutur dr Tony.

http://m.beritaenam.com/berita-11573...-terlalu-berat

____________________

Quote:
Tas Sekolah Berat, Kadisdik DKI: Idealnya Sekolah Sediakan Loker



Jakarta - Sejumlah siswa Sekolah Dasar (SD) harus membawa buku pelajaran yang banyak ke sekolah, mengingat panjangnya jam pelajaran. Kepala Dinas Pendidikan DKI Arie Budhiman mengatakan, idealnya sekolah menyediakan loker bagi para siswa.

"Memang semestinya sekolah idealnya menyediakan loker atau fasilitas supaya tidak membebani siswanya," ujar Arie saat berbincang dengan detikcom, Rabu (29/7/2015).

Pasalnya, lanjut Arie, barang-barang yang dibawa anak sekolah itu didominasi oleh buku-buku kurikulum untuk pelajaran di sekolah. Sehingga keberadaan loker dinilai bisa mengurangi beban siswa.

Meski demikian, Arie meminta supaya masalah tas sekolah yang berat ini jangan terlau dipandang serius. Membawa tas sekolah juga dinilai bisa melatih siswa, terutama dalam hal kebugaran. Meski bebannya tidak harus berat.

"Jadi jangan dipandang dari sisi negatifnya saja. Ada juga aspek positifnya. Dan itu kan untuk proses para siswa juga, sekalian melatih," kata Arie.

Sebelumnya beberapa orangtua mengeluhkan beratnya beban tas sekolah anak-anaknya, karena banyaknya buku-buku pelajaran yang harus dibawa dan jam sekolah yang panjang, padahal baru menginjak SD. Solusi dari para orangtua itu, mulai berharap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) membuat peraturan menteri tentang peraturan beban tas sekolah hingga mengusulkan adanya loker di sekolah.

Kekhawatiran orangtua itu beralasan karena pakar fisioterapi dan dokter orthopedi mengatakan tas sekolah anak yang berat menimbulkan dampak pada tulang belakang, apalagi anak-anak SD masih dalam masa pertumbuhan.

Dr Daniel A Nugroho, AMF, fisioterapis dari Klinik Eastwest Physiotherapy & Rehabilitation mengatakan, jika anak terlalu sering memikul beban yang terlalu berat akan berbahaya bagi struktur tubuhnya nanti. Anak sekolah dasar merupakan usia saat tubuhnya masih berkembang dan tumbuh. Jika terjadi sesuatu yang bisa mengganggu proses pertumbuhannya akibatnya baru akan terasa setelah si anak dewasa atau mulai memasuki usia 17 tahun ke atas.

Pernyataan Daniel itu ditegaskan oleh dokter spesialis ortopedi, dr H Briliantono M Soenarwo, SpOT, FICS, MD, PhD, MBA, dari Halimun Medical Centre.

[URL][http://m.detik.com/news/berita/2978272/tas-sekolah-berat-kadisdik-dki-idealnya-sekolah-sediakan-loker/URL]

____________________





Coba ganti tas ransel dgn tas model travel bag yg ada roda dan bisa ditarik




Quote:Original Posted By Hiashi â–º
rajin membaca, gw buku sekolah ada nya disekolah. kalo PR ya kerjain pas jam pulang sekolah bareng2. jadi dirumah bisa main.
sehari bawa buku cuma 2 doank. sisanya disekolah, ya LKS, ya lainnya juga. bayar buku juga patungan ama temen. jadi gak terlalu memberatkan baik buat belajar atau buat bayarnya.

eniwei setiap Buku dan LKS biasanya di kerjain semua soalnya sampai selesai dikerjakan ramai2 1 kelas.





No comments:

Post a Comment